Senin, 24 Januari 2011

Karawang-Bekasi Chairil Anwar VS Wisnoe

Karawang-Bekasi  
"Chairil Anwar"

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

Chairil Anwar (1948)
Brawidjaja, Jilid 7, No 16, 1957 



Karawang - Bekasi
"versi saia"

Menunggang aka patas
dari Karawang hingga Bekasi
menyinggung jalur Kedunggedeh
menyisir ladang Lemahabang
jauh hingga hunian Cikarang
sejenak melepas lelah
di halte Cibitung
bersendagurau di pelataran Tambun
tak terasa
nyampek deh di Bekasi.....

Wisnoe (2011)

jadi Karawang - Bekasi itu melewati:
Kedunggedeh-Lemahabang-Cikarang-Cibitung-Tambun
udah nyampek Bekasi....
kalo da yang kurang boleh di tambah kok....???

(wise)