Senin, 15 April 2013

Trip Repot Bumi Priangan Timur

Assalaamualaikum...

Alow guys, gimana kabarnya...??
heheh trip repot saya muncul lagi nih. sebenarnya udah agak lama. tapi ya sayang kan kalo ga di-share. OK langsung aja, trip repot kali ini adalah trip saya menuju DAOP 2, weeiittseeehh.... Bandung brooo... hahaha dan ga tanggung-tanggung pake KA apa coba.. Argo Wilis. KA nomor 5 se-Indonesia Raya, yang dijuluki Sang Ratu Selatan, PP lagi... manteb kan...?? yuks kita simak bareng-bareng.. ^_^

Awalnya, pengen banget naik KA Lodaya, pas kebetulan tanggal 28 September 2012 ada moment Promo besar-besaran dari KAI, langsung deh jam setengah 7 pagi siap di depan laptop. Rute sudah siap dan tanggal juga sudah siap, mental pun sudah siap untuk mengambil Promo Lodaya. Namun nasib berkata lain. Tepat pukul 7, server sedang gangguan dan web susah untuk diakses. Antara cemas dan gelisah, saya terus mencoba ulang. Sampai akhirnya web bisa dibuka, dan akhirnya... jeng jeng.. semua Promo Lodaya pada weekend habis... tidaaakk... T_T. Tak lama kemudian temen saya, Seto, datang ke kostan. Ternyata dia juga mengharapkan kehadiran Promo, entah mau ke mana. Akhirnya setelah terjadi dealing kami pun sepakat untuk pergi ke Bandung. Karena hanya tersisa KA Argo Wilis untuk 2 orang, kami pun mengambilnya. Argo Wilis that's not what i want, but it's pretty good, langsung deh setelah pembayaran tiket kami menuju Stasiun Yogyakarta untuk menukarkan tiket. Dengan sabar kami menunggu hari keberangkatan.

DAOP 6 - DAOP 5
KA Argo Wilis dengan lokomotif CC 201 92 02
Sabtu pagi tanggal 24 November, adalah hari yang sangat saya tunggu-tunggu. Saya pun bergegas untuk pergi kuliah terlebih dahulu. Pukul 10.00 ketika saya masih praktikum, terpaksa saya izin ke asisten untuk pulang lebih awal, dan saya pun diizinkan. Sempet saya kaget ketika melihat jam sudah pukul 11.35, what... cepet banget, akhirnya saya langsung tancap gas menuju stasiun Yogyakarta, bersamaan dengan Seto. huft.. waktu begitu cepat. Dengan sangat tergesa-gesa, langsung menuju ke parkiran stasiun Yogyakarta, saat itu pula terdengar suara pengumuman dari PPKA bahwa KA Argo Wilis tujuan Bandung segera masuk jalur 5 peron utara. Panik dan tidak nyaman menyatu dalam sebuah ketergesa-gesaan bahkan saya pun tak sempat mengeluar KTP untuk boarding. untung sang petugas toleran membiarkan kami masuk setelah mendapat cap boarding pada tiket. hhmmm... setelah saya bertemu dengan teman saya lagi mas Solihin yang menitipkan sesuatu pada saya. Langsung KA Argo Wilis masuk jalur 5, dengan dilokomitifi oleh CC 201 92 atau CC 201 92 02. Sebelumnya, seperti biasa, sempatkan diri untuk narsis dulu sebelum naik meskipun sinyal sudah berwarna hijau, tanda KA akan berangkat. Sekilas terlihat sebelah barat mendung lumayan gelap. Dalam hati saya berkata, sebuah kebetulan dan sesuatu yang sangat saya harapkan yaitu "Hujan deras dalam perjalanan menggunakan KA Eksekutif" ^_^.
Nonton TV
Mulai turun hujan
Hujan mulai deras
Berjalan langsung di stasiun Wates

Lintas Jogja - Kutoarjo lancar jaya. Hal ini saya manfaatkan untuk menata barang dan sholat Dhuhur. Benar-benar diluar dugaan, KA sekelas Argo Wilis ternyata tak seramai KA lain padahal masa weekend, bagaimana tidak. Seat sebanyak 7 kursi disekeliling saya harus kosong. Ditengah perjalanan ternyata saya juga bertemu dengan teman saya yang kebetulan berdinas di KA tersebut, yaitu mas Valen yang bertugas sebagai operator KA TV. akhirnya Seto dan mas Valen pun saya ajak untuk berkumpul di seat yang kosong  di dekat saya, ya tujuannya agar lebih seru perjalanannya...
Emplasemen stasiun Kutoarjo
Masuk Stasiun Kutoarjo, KA berhenti di jalur 2, seharusnya disini bersilang dengan KA Argo Wilis 6 yang dari Bandung. namun entah kenapa KA 5 harus diberangkatkan terlebih dahulu dan terlambat sekitar 5 menit. Akhirnya KA 5 berjalan langsung di stasiun Butuh, bersilang dengan KA 6, waw... sesama Wilis yang saja menang dalam bersilang. Perjalanan berlanjut hingga tak terasa sampai pada stasiun Karangnyar, disini KA 5 berjalan langsung dan bersilang dengan KA 100 FajarUtama Yogyakarta dari Pasarsenen. Kereta melaju dengan cukup kencang, karena kami (saya, Seto, mas Valen) terlalu asyik bercengkrama, sehingga tak terasa KA telah sampai di stasiun Gombong, ini pertanda sebentar lagi akan sampai pada terowongan IJO yang legendaris itu. Langsung deh saya ambil posisi hunting di bordes. Perlahan-lahan KA menuju bibir terowongan, namun sinyal masih merah. Artinya KA harus berhenti menunggu blok depan aman. Ternyata ada KA yang belum aman masuk staiun IJO, setelah bebrapa menit akhirnya KA berangkat dengan Sinyal Segitiga atau sinyal darurat. Setelah melewati terowongan IJO, ternyata.. jeng jeengg... Argo Dwipangga harus mengalah dalam persilangan kali ini, it's something.
Berjalan langsung di stasiun Kutowinangun
Mendekati stasiun Karanganyar




Tunggu aman sebelum masuk terowongan IJO

Kena sinyal segitiga

Bersilang dengan Argo Dwipangga 10

pada lihat apa pak..? :D
Sawah yang banjir

Sawahnya kebanjran
Setelah melalui persilangan, kembali melanjutkan perjalanan. Hujan deras mengguyur perjalanan kami,  benar-benar perjalanan yang sangat saya dambakan akhirnya terwujud... Alhamdulillah.. ^_^. Hingga KA masuk stasiun Kroya, disini bersilang dengan KA GajahWong 7016. Karena dari dulu penasaran dengan pecel Korea (Kroya) yang melegenda, akhirnya saya putuskan untuk beli meski sudah ada pengumuman bahwa KA akan segera berangkat, namun saya nekat untuk turun dan beli. Hanya dengan IDR 5.000 sudah dapet pecel lengkap dengan sayurannya dan juga kecombrang yang menjadi ciri khas pecel korea ini, dapet bonus bala-bala (ote-ote / bakwan) dan lontong pula. Ok deh, lanjut perjalanan, lepas stasiun tampak jalur cabang menuju Purwokerto - Cirebon - Jakarta. KA melaju dengan kencang, melintasi jembatan kali Serayu. Setibanya di Maos, KA berjalan langsung dengan sinyal segitiga lagi. Tampak dipo pertamina dan banyak sekali deretan gerbong ketel yang stabling dai stasiun tersebut. Selanjutnya melintasi percabangan stasiun Kesugihan, disini tampak percabangan menuju Cilacap. Setelah cukup lelah berdiri di bordes, kami (saya dan Seto) kembali ke tempat duduk untuk makan bekal. Sepanjang perjalanan, saya habiskan untuk sekedar duduk dan melihat pemandangan hujan deras.
Memasuki Stasiun Kroya
KA Gajah Wong 7016 PSE-LPN
Name tag KA Gajah Wong
Kroya
Pecel Kroya dapet bonus lontong, hehehe... ^^
Dipo mekanik KYA

Percabangan menuju arah Jakarta via Purwokerto
Tampak dipo pertamina Maos

Dipo Pertamina Maos

Gerbong KW 
Emplasemen stasiun Maos

Memasuki stasiun Maos

Berjalan langsung dengan sinyal segitiga

Kali Serayu
Percabangan menuju Cilacap 

Lagi lagi persawahan yang kena banjir... :(


Welcome un DAOP 2 ^_^

Hari semakin sore, dan hujan semakin lebat, KA pun melaju semakin kencang. Hingga KA tiba di stasiun Banjar yang artinya sudah tiba di DAOP 2 Bandung. memang belum tampak pemandangan khas DAOP 2-nya. Kondisi saat itu sedang hujan deras, sehiangga kami pun turun untuk sekedar foto-foto lingkungan sekitar, karena KA berhenti cukup lama. Tampak beberapa portir yang menyediakan jasa payung dan angkat barang. Setelah terjadi pergantian crew, KA kembali melanjutkan perjalanan, selanjutnya KA berhenti di stasiun Tasikmalaya.


Berhenti di Banjar

Name tag stasiun Banjar

Hujan deras waktu itu

Tikungan selepas Banjar



Berhenti di Tasikmalaya
Name tag stasiun Tasikmalaya
Pengerjaan perbaikan rel

Disini hujan sudah mulai reda dan banyak pula penumpang yang turun di Tasikmalaya. Tampak beberapa orang yang sedang mengerjakan perbaikan rel di jalur 1. Karena sudah mulai jenuh, saya mencoba untuk pergi ke Kereta Restorasi untuk sekedar membeli minuman hangat, karena waktu itu sangat dingin. Saya memesan 1 cup susu hangat dan menikmatinya di kereta makan. Hujan yang semakin deras, suhu yang dingin memaksa saya untuk menetap di kereta makan karena suhu ruanganya ynag hangat. Sekitar pukul setengah 6 sore, KA tiba di stasiun Cipeundeuy. Disini KA berhenti sejenak untuk cek rem dan cek kondisi kelaikan KA sebelum melintas ditanjakan Leles hingga Nagreg. Di stasiun ini pula bersilang dengan KA Malabar 90 tujuan Malang. Saya pun memutuskan untuk turun dan memotret lingkungan sekitar. Beberapa menit setelah KA Malabar masuk jalur1 stasin Cipeundeuy, KA Argo Wilis melanjutkan perjalanan.

Stasiun Cipeundeuy
KA Malabar 90

Narsis ok :p 
Persiapan berangkat
Ngebut....
mbelook... :v
Sayangnya hari semakin gelap, dan saya memutuskan untuk sekedar istirahat menonton film di KATV, dan mendengarkan MP3. Sesekali saya melihat kanan kiri, pemandangan hanya gelap gulita. Hanya suara gemuruh rem dan roda kereta yang bercampur dengan suara TV yang menggelegar bagaikan bioskop. Leles, Lebakjero, Nagreg yang merupakan spot legendari para Railfans, saat itu saya belum bisa melihatnya karena gelap. Hanya gemerlap lampu-lampu pedesaan yang menghiasi perjalanan kami. Sesampainya di stasiun Kiaracondong, KA berhenti untuk menurunkan penumpang, sembari itu bersilang dengan KA Turangga 38 tujuan Surabaya. Kemudian melanjutkan perjalanan, berhenti di stasiun CIkudapateuh. ha..?? kenapa harus berhenti disini? kan doubletrack mana bersilang dengan KRD 1000an. Oh ternyata emplasemen Bandung masih sibuk dengan langsiran KA Lodaya. Sesampainya di stasiun Bandung, hhmmm begiknikah suasana stasiun besar tertinggi se-Jawa ini. Megah dan lumayan bersih. Senengnya melihat suasananya yang  baru pertama kali secara langsung dan Alhamdulillah selamat, walaupun KA datang terlambat sekitar 15 menit an... ^_^

Berhenti di Kiaracondong
ramainya penumpang di sini....
Rangkaian KA Kutojaya Selatan 
Mendarat di stasiun Bandung
Suasana malam di stasiun Bandung
Peron stasiun Bandung

Another side of Bandung
Kami pun beristirahat sejenak sembari menunggu jemputan teman saya, Alfi. Kami menunggu di posko Railfans stasiun Bandung. sejenak saya berfikir, kalo di Bandung ada posko khusus Railfans yang bersedia membatu pegawai KA, kenapa di Yogyakarta tidak ada...?? :( but i'ts just additional, i think... Pukul 21.00, kami menemui Alfi, dan berpisah dengan mas Valen, untuk selanjutnya menginap dirumah Alfi. sempat terjadi kepanikan karena kami bertiga dalam satu motor. Namun akhirnya kami selamat sampai di rumah Alfi, walau kami harus sembunyi-sembunyi melintas gang dan lorong kota Bandung, but it's really wonderfull saat menginjakkan kaki di Bandung untuk yang pertama kali. Setelah  istirahat sejenak, saya diajak keluar untuk sekedar ngopi dan menikmati suasana malam di Bandung. Karena saya terlalu menikmati suasana, sehingga saya lupa untuk sekedar mengabadikannya. Malam semakin larut dan dinginnya Kota Bunga sudah mulai merasuk ke tulang. kami pun kembali ke rumah dan istirahat, karena besok saya harus ke stasiun pagi-pagi untuk kembali ke Jogja menggunakan KA Argo Wilis 6.

Moring Cihanjuang


Moring Cihanjuang

Pagi hari yang indah dan cerah di Kota Bandung, saya terbangun. Setelah mandi, sholat Subuh, dan sarapan. Saya berpamitan untuk kembali ke Jogja. Cukup sedih juga, kenapa harus hanya semalam di Bandung, belum puas saya menikmati suasana kota yang sejuk dan menawan ini. Namun itu sudah komitmen saya agar  kembali tepat waktu tanpa harus mengganggu jadwal kuliah. Terlihat suasana pagi yang cukup sibuk, orang-orang keluar untuk sekedar jogging atau jalan-jalan pagi. Sekali lagi sangat disayangkan, karena saya terlalu menikmati suasana akhirnya saya lupa untuk mengabadikan. Pukul 06.00 saya tiba di Stasiun Besar Bandung. Yang merupakan stasiun besar tertinggi di pulau Jawa. Saya pun langsung bekeliling dan mengambil beberapa gambar sebelum boarding. Sesaat setelah boarding, saya pun kembali mengambil beberapa foto untuk dijadikan kenang-kenangan. Saat sedang asyik foto-foto, datang KA Mutiara Selatan dan KA Turangga secara bergiliran. Tak luput KRD seribuan (karena waktu itu harganya IDR 1000 / tiket). Ada juga KA Argo Parahyangan yang sudah siap di jalur 5 tujuan Gambir, sedangkan KA Argo Wilis yang saya naiki tersedia di jalur 6.

Patung lokomotip

no comment

TC 10.08

Stasiun Bandung

Canopy Bandung stayle

Morning BD

Argo Parahyangan

Bandung waiting room

Bandung koridor

KMP3 0 xx xx BD

Lodaya lagi mandi

K1 Argo wilis

Arah Ciroyom

KA Argo Wilis

Dipo Lokomotip

Wonderful Indonesia



Setelah puas memotret dan berkeliling, tak lama terdengar pengumuman bahwa KA Argo Wilis tujuan Surabaya segera diberangkatkan dari jalur 6.  KA berangkat perlahan meninggalkan stasiun Bandung. Cukup berat juga rasanya, sesekali terlintas piiran "kenapa hanya semalam di Bandung???" T_T. Tapi itu menjadikan saya untuk bertekad untuk kembali dan benar-benar memuaskan diri, hahaha....

Together :')
Kembali ke JOGJA

OK, tepat pukul 07.00 KA meninggalkan Stasiun Besar Bandug. Berjalan langsung di stasiun Kiaracondong, dan bertemu KA Kahuripan. Sepanjang perjalanan dihiasi dengan pemandangan pemukiman warga, sawah, dan sebagian pekarangan, hingga KA melintas di stasiun Nagreg. Nah, disini mulai terlihat pemandangan yang Subahanallah... indah banget, rasanya pas banget menikmati pemandangan di pagi hari menggunakan KA Argo Wilis 6. Pemandagan bukit, lembah dan jembatan tinggi sangat memanjakan mata saya. Untuk kali ini dokumentasi saya berupa video. KA melintas dengan kecepatan terbatas mungkin sekitar 50 - 40 km/h, melintasi bukit, lembah, tikungan-tikungan tajam. Tampak jalur lingkar Nagreg saat KA melintas di jembatan Citiis.

Meninggalkan BD

Cikudapateuh



Stadion Gedebage

Stasiun Cimekar


Para penumpang
Tak lama kemudian melintasi stasiun Lebakjero yang merupakan spot legendaris para Railfans. Memang tak salah mereka menyebutnya spot legendaris, karena memang lingkungan dan pemandangannya sangat klop ditambah liukan KA yang seksi di tikungannya. Setelah itu KA melintas di turunan Leles, merupakan tikungan berbusur besar dan menurun, sehingga lokomotif dapat terlihat dengan jelas di dalam kereta nomor 3. Sepannjang perjalanan, mata saya sangat dimanjakan dengan pemandangan khas DAOP 2 hingga tak terasa perjalanan telah sampai di stasiun Cipeundeuy. Kembali disini KA harus cek rem dan suhu roda terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan. Saya pun turun sejenak untuik sekedar foto-foto.



Wonderful DAOP 2

Wonderful DAOP 2

Wonderful DAOP 2

Wonderful DAOP 2

Wonderful DAOP 2

Cipeundeuy

Cipeundeuy

Cipeundeuy


Tasikmalaya
Tak lama kemudian KA diberangkatkan kembali. Rasa penasaran dan lapar memburu saya untuk pergi ke restorasi untuk memesan zuppa cream soup. Dan ternyata rasanya hyaaaccckkkk..... @.@ eneg banget, mungkin karena lidahku kurang berselera aja, kulihat si Seto sangat menikmatinya. Setelah berangkat dari stasiun Tasikmalaya, rasa bosan dan ngantuk mulai menyerang, akhirnya saya tertidur hingga Kroya. Lalu saya tertidur lagi, tiba-tiba Seto membangunkan saya karena KA melambat. Ternyata KA harus tertahan di stasiun Soka karena ada perbaikan jalan. Cukup lama, hingga 1 jam kami tertahan. Akhirnya KA diberangkatkan kembali dan melaju dengan kencang. Dan tak terasa KA telah tiba di Stasiun Besar Yogyakarta. Alhamdulillah sampai dengan selamat, meski harus terlambat 1 jam.

Menunggu di Soka

Menunggu di Soka


Betapa memuaskannya perjalanan saya kali ini. Sangat beruntung dan sangat memuaskan, dan telah berhasil membuat saya refresh kembali setelah Ujian Tengah Semester. Penilaian saya tentang KA Argo Wilis:
1. Kondisi kereta cukup bagus, bersih, sayang okupansi saat weekend kurang memuaskan
2. Ketepatan waktu sangat bagus untuk KA 5 dan KA 6 terjadi rinja sehingga harus terlambat selama 1 jam
3. Acara TV yang menurut saya kurang layak, karena mengandung mohon maaf "SARA" dan adegan tanpa sensor.
4. Menu makanan yang harganya lumayan MAHAL, namun sebenarnya enak, cuma yaa, saya aja yang kurang selera.

Well, demikian trip repot saya yang sangat memuaskan hadiah dari PT KAI. Thanks to Alfie Aditya yang telah mengizinkan saya meginap di rumahnya. Also thanks to Narendro Seto dan mas Valen yang telah menemani perjalanan saya. What a wonderful joyride, semoga moment ini bisa terulang di lain waktu. Terimakasih telah menyaksikan trip repot saya, nantikan trip repot saya yang selanjutnya yang tentunya lebih greget lagi... Te verĂ© de nuevo, mi amigo... WISE