Selasa, 30 November 2010

Indahnya Berbuka Puasa Bersama........

Ramadhan bulan penuh berkah…
Tunaikan sahur jalani ibadah…
Ikhlaskan diri saling berbagi…
Mulyakan silaturahami…...


Begitu lantunan yang sering terdengar di bulan yang penuh maghfiroh, yaitu ramadhan. Bulan yang di mana Allah melipatgandakan pahala amal shaleh hingga 70 kali lipat. Seluruh umat Islam turut merayakannya. Banyak kegiatan yang dilaksanakan untuk menyambut datangnya bulan ini. Yang paling favorit dilakukan saat Ramadhan ini adalah berbuka, dan berbuka pun berbagai macam bentuknya mulai dari individual hingga buka bersama dengan anak yatim.

kebersamaan dengan teman-teman
Namun berbuka bersama sepertinya sangat menyenangkan. Rasa kebersamaan dan saling memahami pun sangat terasa. Apalagi rame-rame bersama dengan teman-teman. Seperti yang dialami oleh salah satu siswi MAN Kota Keiri 3. Nurina, mengaku merasa senang bisa berkumpul dengan teman-temannya di sekolah meskipun agak takut karena acaranya berlanjut hingga waktu Isya’. Memang proses buka bersama di Madrasah ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumya. Baru tahun 2009 ini diselenggarakan acara buka bersama serempak 1 generasi dengan dikoordinir masing-masing kelas beserta pembinanya. Pada kelas sepuluh dilaksankan pada tanggal 7 September 2009, kelas sebelas pada tanggal 8-nya dan 9 untuk kelas duabelas.

Walau terasa menyenangkan, tetapi ada saja hal yang membuat buber di sekolah. Salah satunya yang paling terkenal yaitu sebagian hadir sebagian lagi menghilang atau tidak hadir. Banyak sekali yang mengeluhkan hal ini. Alasan untuk tidak hadir pun bermacam-macam mulai dari rumahnya jauh dari sekolah hingga yang merasa takut untuk pulang malam-malam. “ada sebagian yang tidak ikut karena rumahnya jauh dan takut pulang malam-malam”, ujar siswi kelas X-2.

Meskipun begitu, tidak membuat acara yang diadakan setiap bulan Ramadhan ini buyar begitu saja, karena masih ada pihak yang mendukung acara ini. Terbukti pada saat acara berlangsung banyak pula yang hadir, karena mungkin merasa kekompakan selalu menjadi prioritas utamadalam suatu perkumpulan meskipun hanya berbuka bersama. Seperti yang terjadi pada siswi lain, Izati, XI-Axel, merasa silaturahm iakan terus terjalin dan akan terkenang. Memang akan lebih bermakna jika sesuatu yang special dialami bersama dengan teman. Sebelum berbuka dimulai, perta buber biasanya mengambil waktu untuk ngabuburit atau menunggu adzan Maghrib dengan berdzikir, tadarus, atau tahlilan bersama.

Inilah waktu yang ditunggu-tunggu yaitu adzan maghrib, setelah berdo’a bersama baru mereka merasakan nikmatnya berbuka setelah seharian berpuasa. Biasanya untuk pembatal puasa adalah minuman yang manis dan menyegarkan seperti es buah, es teh, dll. Tidak lupa ta’jil untuk pengganjal perut berupa kue atau buah-buahan.

saat menyantap ta'jil
Ada saja yang menggangu tradisi ini, meskipun tidak terlalu dipikirka berat, namun sesuatu ini adalah hal terpenting dan harus ada dalam buber, yaitu menu. Pada umumnya peserta buber dianjurkan untuk membayar iuran terlebih dahulu. Setelah dana terkumpul semua, giliran pencari menu yang mulai kebingungan. Dengan dana yang sedemikian, menu apakah yang sekiranya pantas untuk dihidangkan, tentunya melalui musyawarah dahulu. Ada yang memilih catering karena dirasa lebih mudah, tetapi ada yang memasak sendiri karena dirasa lebih murah.

Ada dua pilihan untuk menyantap menu utama, yaitu setelah shalat Maghrib atau sebelumnya. Banyak yang beranggapan “makan ingat shalat, atau shalat ingat makan”, maksudnya daripada shalat tidak tenang karena memikirkan makan mendingan makan dulu baru shalat. Tapi ada pula yang beranggapan “biar tidak ada tanggungan “ maksudnya daripada makan menjadi beban karena belum shalat, lebih baik shalat dulu baru makan. Hal ini yang mewarnai kecerian buber di MAN Kota Kediri 3 yang diadakan setahun sekali.

Puasa identik dengan ibadah. Dan ibadah yang paling populer di bulan Rmadahan setelah puasa dan tadarus adalah shalat tarawih. Memang tidak diwajibkan, namun banyak kaum muslimin yang turut mengerjakannya. Tetapi, kebijakan pihak madrasah yang mengkhawatirkan siswanya pada malam hari, maka dibatasi pukul 19.00 WIB siswa-siswi pesrta buber diharapkan meninggalkan tempat (baca : pulang). Karena situasi madrasah yang remang-remang membuat kekhawatiran terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Acara buber tahunan ini meninggalkan kesan yang luar biasa bagi pesertnya. Ada yang merasa baru pertama mengadakan buber serempak karena pada waktu masih duduk di bangku MTs, belum pernah diadakan buber serempak, kalaupun ada, yang mengadakan adalah OSIS, bukan perkelas. Apabila menghendaki perkelas saja dan lokasinya tidak di sekolah. Belum lagi yang dari SMP karena ada yang berbeda agama. Walaupun terdapat berbagai keluhan saat acara berlangsung seperti, ada yang tidak hadir, khawatir pulang malam. Rasa kompak, kebersamaan, dan persaudaraan mereka terjalin sangat erat karena bisa menikmati indahnya berbuka setelah seharian puasa dan penuh aktifitas. Harapnanya buber ini bisa dilaksanakan setiap tahun di bulan Ramadhan. (Wise)

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar disini....